Penulis : Tegar Dwi Oktavianto*

Proses pembelajaran di era perkembangan digital yang semakin pesat dianggap semakin penting. Teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam cara kita mengakses sebuah informasi, berkomunikasi dan belajar. Pembelajaran yang dulunya dibatasi oleh ruang dan waktu kini dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Dengan adanya teknologi yang semakin canggih tentu juga memiliki dampak positif dan negatif. Oleh sebab itu, penting bagi para pendidik selain melaksanakan proses pembelajaran akan tetapi juga memberikan masukan kepada peserta didik bahwa harus pandai menyaring segala macam bentuk informasi yang didapatkan secara online.

Proses pembelajaran sendiri merupakan suatu bentuk interaksi komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pendidikan. Dalam proses ini, peserta didik berfungsi sebagai penerima informasi, sedangkan guru berperan sebagai pemberi informasi. Kegiatan ini akan berjalan secara interaktif jika saling melibatkan keduanya. Di tingkat pendidikan tinggi, khususnya pada jenjang S1, mahasiswa sebagai hasil dari proses pembelajaran harus memenuhi standar kelulusan yang ditetapkan sebelum dapat menerapkan ilmunya di dunia professional. Dalam hal ini, proses pembelajaran dapat dianggap berhasil jika ada peningkatan pemahaman di kalangan mahasiswa. Peningkatan pemahaman ini juga sangat dipengaruhi oleh sejauh mana keterampilan komunikasi diterapkan selama berlangsungnya proses pembelajaran tersebut.

Komunikasi itu sendiri adalah suatu proses yang melibatkan upaya untuk menyampaikan pemahaman dengan cara mentransfer pesan dari satu orang ke orang lainnya, baik secara lisan maupun secara non lisan. Hal ini bertujuan supaya pesan tersebut dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Sementara itu, komunikasi ilmiah merupakan sebuah keterampilan non teknis yang meliputi kemampuan mengajar, menulis mentoring, memimpin serta bekerja dalam tim. Pengukuran komunikasi ilmiah mahasiswa dapat dilakukan baik secara tertulis maupun lisan contohnya yaitu dalam kegiatan pratikum.

Dalam proses pembelajaran, komunikasi yang diharapkan bukanlah komunikasi yang hanya melibatkan mahasiswa tertentu akan tetapi komunikasi inklusif serta melibatkan semua orang. Masing-masing mahasiswa memiliki kesempatan untuk bisa berpartisipasi aktif dalam komunikasi pembelajaran misalnya mengajukan sebuah pertanyaan, mempresentasikan hasil kerja, berdiskusi, bertanya serta memberikan jawaban atau tanggapan terhadap sebuah permasalahan. Dengan demikian, maka semua mahasiswa akan memiliki peluang yang sama untuk berperan aktif dalam proses komunikasi sehingga memberikan peluang bagi mereka untuk dapat mengembangkan pengetahuan mereka.

Kegiatan pembelajaran ilmu komunikasi ini dianggap penting bagi mahasiswa ilmu komunikasi Untag Surabaya. Hal ini dikarenakan melalui proses pembelajaran ilmu komunikasi para mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai macam konsep dan teori komunikasi serta ketrampilan praktis yang dibutuhkan dalam dunia profesional. Selain itu, melalui proses pembelajaran ini mahasiswa juga diharapkan mampu menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif, baik dalam konteks personal, sosial, maupun organisasi serta mampu menganalisis berbagai macam fenomena komunikasi yang terjadi di dalam masyarakat

Proses pembelajaran ini juga dianggap penting karena mampu mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi secara kritis, kreatif, dan etis yang sangat penting terutama dalam menghadapi tantangan di berbagai sektor, termasuk media, pemasaran, hubungan masyarakat dan komunikasi digital. Berdasarkan pentingnya studi ilmu komunikasi bagi mahasiswa Untag Surabaya ini maka penting pula bagi para dosen untuk memberikan strategi pembelajaran yang tepat dan menarik bagi mahasiswa. Salah satu strategi pembelajaran yang menarik untuk digunakan dalam studi ilmu komunikasi ini yaitu pembelajaran berbasis proyek.

Metode pembelajaran berbasis proyek telah menjadi pusat perhatian dalam diskusi mengenai peningkatan efektivitas pendidikan tinggi, khususnya dalam mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi tantangan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini menyediakan suatu kerangka pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar melalui pengalaman secara langsung di mana mereka tidak hanya mendapatkan pemahaman secara teoritis akan tetapi juga mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks proyek yang nyata.

Pembelajaran berbasis proyek telah diakui sebagai salah satu metode pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan berkomunikasi. Metode ini menekankan bahwa pembelajaran berfokus pada mahasiswa, di mana mahasiswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam menyelesaikan proyek-proyek nyata yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Melalui pendekatan ini pula, mahasiswa juga dapat mengasah keterampilan berpikir kritis, kolaborasi serta kemampuan komunikasi yang lebih baik.

Penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam proses pendidikan memiliki potensi yang besar terutama dalam menghadapi dan mengatasi berbagai macam tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa. Melalui pendekatan ini, mahasiswa bukan hanya mempelajari sebuah konsep-konsep saja akan tetapi juga menerapkannya dalam situasi yang nyata yang di mana mengharuskan mereka untuk berkomunikasi secara efektif. Selain itu, melalui proses ini mahasiswa juga bisa belajar secara lebih alami serta sesuai konteks, yang di mana pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan berbicara mereka secara signifikan.

Pada pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa akan difokuskan pada isu-isu terkini yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat menarik minat serta meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proyek ini, mahasiswa diwajibkan untuk melakukan sebuah penelitian, menyusun argumen, serta mempresentasikan temuan mereka di depan kelas yang mengharuskan setiap mahasiswa menguasai keterampilan berbicara yang baik. Proses ini tentu memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berlatih berbicara secara intensif dalam konteks yang menyerupai situasi di dunia nyata.

Selain itu, proses pembelajaran berbasis proyek juga mempengaruhi keterampilan berbicara mahasiswa melalui berbagai macam mekanisme. Metode ini mendorong mahasiswa untuk harus mampu mengidentifikasi masalah, mencari solusi, serta merumuskan argumen yang logis serta persuasif. Proses ini juga melibatkan penggunaan bahasa yang lebih kompleks dan beragam. Kemampuan berpikir kritis dan analitis sangat vital dalam komunikasi lisan karena memungkinkan bagi mahasiswa untuk menyampaikan ide serta argument yang jelas dan efektif.

Proses pembelajaran ini jyga mendorong mahasiswa untuk membangun rasa percaya diri dalam berbicara di depan umum. Melalui kegiatan presentasi dan diskusi kelompok, mahasiswa terbiasa untuk berbicara di hadapan audiens yang membantu mereka mengatasi rasa takut dan gugup. Peningkatan rasa percaya diri ini terlihat dalam kemampuan mereka untuk berbicara lebih lancar dan meyakinkan. Mahasiswa yang cenderung semakin percaya diri cenderung akan lebih berani dalam mengemukakan pendapat dan aktif dalam proses diskusi yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berbicara mereka.

Selain itu, pada proses pembelajaran ini memberikan umpan balik konstruktif baik dari pengajar maupun teman sejawat. Selama kegiatan presentasi dan diskusi mahasiswa akan menerima masukan mengenai cara mereka berbicara baik mencakup aspek-aspek penting seperti artikulasi, intonasi, serta penggunaan bahasa tubuh. Umpan balik ini tentu sangat penting dalam proses evaluasi memperbaiki diri, serta membantu mahasiswa untuk memahami kelemahan mereka sehingga mereka termotivasi untuk memperbaiki diri terutama dalam hal berkomunikasi yang baik.

Secara keseluruhan, proses pembelajaran berbasis proyek ini dianggap sangat penting karena dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi mahasiswa untuk selalu mengasah keterampilan berbicara mereka. Selain memperbaiki keterampilan berbicara secara teknis, proses pembelajaran ini juga membangun kepercayaan diri serta keterampilan berpikir kritis yang dianggap sangat penting terutama dalam berkomunikasi secara lisan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran berbasis proses memiliki peran penting sebagai bentuk strategi pembelajaran yang efektif dalam memberikan landasan yang kuat untuk penerapannya yang lebih luas terutama dalam konteks pendidikan.

* Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya