Oleh: Yayang Aprilia*
Keamana pangan menjadi salah aspek penring dalam menjaga dan memelihara kesehatan masyarakat juga mencegah risiko penyakit akibat makanan. Keamanan pangan mencakup langkah – langkah untuk memastikan makanan yang dikomsumsi aman, bergizi, dan bebas dari kontaminasi fisik, kimia, atau biologis. Keamanan pangan juga merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan untuk membangun kemajuan bangsa.
Indonesia sebagai negara dengan populasi besar harus memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. Keamanan pangan di inodnesia menjadi isu penting karenna berbagai kasus yang pernah terjadi, baik terkait pencemaran bahan makanan, praktik produksi yang tidak higienis, dan distribusi makanan yang tidak aman.
Seperti contoh kasus pada tahun 2017, snack anak mengandung zat berbahaya. BPOM (Badan Pengawas Obat Dan Makanan) menemukan snack anak yang dijual bebas di beberapa daerah ternyata mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya, seperti pewarna tekstil (rodamin B) dan boraks. Rodamin B dapat menyebabkan gangguan pada hati, sedangkan boraks dapat merusak sistem pada pencernaan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Bukan hanya itu, kasus keracunan makanan secara masal di acara hajatan berulang kali terjadi di berbagai daerah. Kasus keracunaan masal ini terjadi pada acara hajatan atau komunitas yang melibatkan konsumsi makanan dalam jumlah besar. Penyebab utamanya adalah praktik penyimpanan makanan yang tidak higienis dan penggunaan bahan pangan yang sudah tidak layak di konsumsi. Dari kejadian ini banyak korban yang mengalami gejala seperti muntah, diare, dan dehidrasi. Dan dari beberapa kasus bahkan bisa berujung kematian, terutama jika melibatkan makannan yang terkontraminasi bakteri seperti Salmonella.
Dari beberapa kasus yang banyak ditemukan, BPOM serta pemerintah harus dapat mengupayakan hal yang sudah terjadi. Seperti melakukan hal – hal sebagai berikut :
- Meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat tentang pentingnya keamanan pangan adalah langkah awal untuk menjaga keamanan pangan. Melalui penyuluhan di beberapa komunitas lokal tentang cara menangani makanan dengan baik, seperti mencuci tangan sebelum memasak dan menyimpanan makanan pada suhu yang tepat. Di berbagai pasar tradisonal atau warung makan, dapat memastikan praktik kebersihan dan pengelolaan makanan sesuai standar. Menggunakan poster, media sosial dan video untuk menyampaikan pesan penting terkait keamanan pangan.
- Penguatan sistem pengawasan pangan, keamanan pangan dapat dijaga melalui pengawasan yang baik, khususnya terhadap sumber pangan. Pemeritah bisa melakukan pemeriksaan rutin terhadap pelaku usaha makanan, baik restoran, warung, maupun pasar. Mengawasi bahan baku pangan seperti daging, sayur, dan buah agar bebas dari pestisida berlebihan atau kontraminasi bahan kimia berbahaya. Memastikan pedagang memiliki sertifikat kelayakan usaha pangan.
- Pengembangan pertanian dan produksi pangan lokal yang aman. Produksi pangan yang sehat dimulai dari hulu, yaitu dari petani dan produsen lokal. Mengurangi penggunaan pestisida kimia dan menggantinya dengan alternatif yang lebih ramah lingkunga. Pengawasan produk perternakan dengan menjamin produk seperti daging, telur, dan susu bebas dari hormon atau zat berbahaya. Mendorong produsen pangan lokal untuk memenuhi standar keamana pangan.
Seperti upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, seperti contoh pengembangan kawasan pertanian terpadu. Pemerintah kota Cilegon berencana membangun kawasan pertanian terpadu (KPT) dilingkungan Lebak Wuluh, kelurahan bulakan, kecamatan cibeber dengan luas 9,6 hektar. Dinas ketahanan pangan dan pertanian (DKPP) Kota Cilegon menggelar bimbingan teknis untuk kadar pangan beragam, bergizi seimbang (B2SA).
Peningkatan keamanan pangan di lingkungan sekitar memerlukan kombinasi edukasi, pengawasan, peningkatan higienis, penerapan teknologi, serta kerja sama berbagai pihak. Dengan strategi ini, masyarakat dapat menikmati makanan yang aman, bergizi, dan mendukukng kesehatan bersama. Usaha bersama ini dilakukan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga mengurangi risiko penyakit melalui makana dan peningkatan kemajuan bangsa.
* Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tritayasa