Simak cara investasi reksadana untuk pemula di 2025. Temukan jenis, keunggulan, dan tips memilih reksadana terbaik untuk hasil maksimal.
Investasi kini bukan lagi milik kaum profesional saja. Siapa pun, termasuk kamu yang baru mulai belajar finansial, bisa menumbuhkan uang lewat reksadana. Di tahun 2025, reksadana menjadi salah satu pilihan investasi paling populer karena mudah, aman, dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Artikel ini akan membahas secara lengkap dan mudah dipahami tentang apa itu reksadana, jenis-jenisnya, cara memulainya, hingga tips memilih reksadana terbaik agar investasimu makin cuan!
Apa Itu Reksadana?
Secara sederhana, reksadana adalah wadah yang menghimpun dana dari masyarakat (investor) untuk kemudian dikelola oleh manajer investasi ke dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan deposito.
Cara Kerja Reksadana
- Investor membeli unit reksadana.
- Dana dari investor dikumpulkan oleh manajer investasi.
- Manajer investasi menempatkan dana ke berbagai instrumen sesuai jenis reksadana.
- Keuntungan (return) akan dibagikan sesuai porsi kepemilikan unit.
Dengan kata lain, kamu tidak perlu repot menganalisis saham atau obligasi satu per satu. Cukup percayakan pada profesional yang sudah berlisensi.
Mengapa Reksadana Populer?
Ada beberapa alasan kenapa reksadana semakin diminati dari tahun ke tahun:
- Modal awal kecil — mulai dari Rp10.000 sudah bisa berinvestasi.
- Potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding deposito.
- Dikelola oleh profesional — kamu tidak perlu pusing memilih saham atau obligasi.
- Aman dan diawasi OJK — risiko penipuan lebih kecil.
- Mudah diakses secara online melalui aplikasi investasi seperti Bibit, Bareksa, dan Pluang.
Bahkan, banyak platform kini sudah menawarkan fitur otomatisasi investasi (auto-invest), membuat kamu bisa menabung sekaligus berinvestasi tanpa repot.
Jenis-Jenis Reksadana yang Perlu Kamu Tahu
Mengetahui jenis reksadana sangat penting agar kamu bisa menyesuaikan dengan tujuan dan profil risiko.
1. Reksadana Pasar Uang
- Isi portofolio: deposito dan surat utang jangka pendek (di bawah 1 tahun).
- Risiko: paling rendah.
- Cocok untuk: investasi jangka pendek (≤ 1 tahun).
- Contoh produk: reksadana pasar uang Mandiri, BNI-AM Dana Likuid.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
- Isi portofolio: obligasi atau surat utang negara.
- Risiko: rendah-menengah.
- Cocok untuk: investasi jangka menengah (1–3 tahun).
- Imbal hasil: lebih tinggi dari pasar uang.
3. Reksadana Campuran
- Isi portofolio: kombinasi saham, obligasi, dan pasar uang.
- Risiko: menengah.
- Cocok untuk: investor dengan tujuan keuangan 3–5 tahun.
4. Reksadana Saham
- Isi portofolio: 80% dana ditempatkan di saham.
- Risiko: tinggi.
- Cocok untuk: jangka panjang (≥ 5 tahun) dan investor berani ambil risiko.
5. Reksadana Indeks dan ETF
- Isi portofolio: mengikuti indeks tertentu seperti IHSG atau LQ45.
- Keunggulan: biaya rendah dan transparan.
- Cocok untuk: investor yang ingin hasil sebanding dengan kinerja pasar.
Keuntungan Investasi Reksadana

Berikut beberapa keuntungan utama berinvestasi reksadana:
- Diversifikasi otomatis — risiko tersebar karena dana ditempatkan di banyak instrumen.
- Manajemen profesional — dikelola oleh manajer investasi berpengalaman.
- Likuiditas tinggi — bisa dicairkan kapan saja.
- Akses mudah — cukup lewat aplikasi tanpa harus ke bank.
- Cocok untuk pemula — tidak butuh analisis teknikal yang rumit.
Risiko dalam Reksadana
Meski tergolong aman, reksadana tetap memiliki risiko. Beberapa di antaranya:
- Risiko pasar: nilai reksadana bisa turun mengikuti kondisi ekonomi.
- Risiko likuiditas: jika banyak investor mencairkan dana secara bersamaan.
- Risiko manajer investasi: performa bisa berbeda antar manajer.
Tips: Pilih reksadana dengan rekam jejak performa yang stabil selama 3–5 tahun terakhir dan dikelola oleh manajer investasi bereputasi baik.
Cara Memulai Investasi Reksadana untuk Pemula
Berikut langkah-langkah praktis untuk memulai:
1. Tentukan Tujuan Investasi
Apakah untuk dana pendidikan, pensiun, atau beli rumah? Tujuan akan menentukan jenis reksadana dan jangka waktunya.
2. Kenali Profil Risiko
Kamu termasuk tipe investor konservatif, moderat, atau agresif?
Gunakan fitur risk profile test di aplikasi investasi untuk mengetahuinya.
3. Pilih Platform Terpercaya
Beberapa aplikasi populer di Indonesia:
- Bibit
- Bareksa
- Pluang
- Ajaib
- BNI Sekuritas
Pastikan platform sudah berizin OJK dan bekerja sama dengan bank kustodian resmi.
4. Pilih Produk Reksadana
Bandingkan performa, biaya pengelolaan (management fee), dan manajer investasinya.
Cek data di reksadana.ojk.go.id atau di situs resmi platform investasi.
5. Mulai dari Nominal Kecil
Tidak perlu langsung besar — mulai dari Rp10.000–Rp100.000 per bulan untuk membentuk kebiasaan investasi.
6. Lakukan Investasi Rutin
Gunakan metode DCA (Dollar Cost Averaging), yaitu investasi rutin setiap bulan agar hasil lebih stabil.
Cara Mengecek Keuntungan Reksadana
Kamu bisa melihat performa investasi melalui Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang diperbarui setiap hari.
Rumus sederhana menghitung keuntungan:
Keuntungan = (NAB hari ini - NAB awal) / NAB awal x 100%
Contoh: Jika NAB awal Rp1.000 dan kini Rp1.200, berarti keuntunganmu 20%.
Tips Memilih Reksadana Terbaik di 2025
Berikut strategi memilih reksadana terbaik agar hasil investasimu optimal:
1. Pilih Manajer Investasi Bereputasi
Cari MI yang sudah berdiri lama dan memiliki izin resmi dari OJK.
2. Lihat Track Record 3–5 Tahun
Performa yang stabil lebih baik daripada hanya bagus sesaat.
3. Perhatikan Biaya
Hindari reksadana dengan biaya pengelolaan terlalu tinggi (di atas 3% per tahun).
4. Sesuaikan dengan Tujuan
Misalnya:
- Tujuan jangka pendek → reksadana pasar uang.
- Tujuan jangka panjang → reksadana saham.
5. Gunakan Aplikasi dengan Fitur Lengkap
Pilih aplikasi yang menyediakan:
- laporan performa lengkap,
- kalkulator investasi,
- dan notifikasi otomatis.
Simulasi Investasi Reksadana
Misalnya kamu berinvestasi Rp500.000 per bulan di reksadana saham dengan return rata-rata 10% per tahun.
Dalam 5 tahun:
- Total setoran: Rp30.000.000
- Total hasil akhir: ±Rp39.000.000
Keuntungan: Rp9.000.000
Bayangkan jika kamu terus konsisten selama 10 tahun, hasilnya bisa meningkat dua kali lipat!
Reksadana vs Deposito: Mana Lebih Menguntungkan?
| Aspek | Reksadana | Deposito |
|---|---|---|
| Imbal hasil | 5–15% per tahun | 3–5% per tahun |
| Risiko | Tergantung jenis | Rendah |
| Likuiditas | Bisa dicairkan kapan saja | Harus menunggu jatuh tempo |
| Pengelolaan | Oleh manajer investasi | Oleh bank |
| Pajak | Tidak ada pajak bunga | Ada pajak bunga 20% |
Kesimpulannya, reksadana lebih unggul untuk jangka menengah dan panjang, sementara deposito cocok untuk dana darurat atau jangka sangat pendek.
Reksadana adalah solusi investasi yang mudah, aman, dan cocok untuk semua kalangan.
Dengan modal kecil, kamu bisa mulai menumbuhkan aset dan mencapai tujuan keuangan lebih cepat.
Ingat, kunci sukses investasi bukan hanya pada besarnya modal, tapi konsistensi dan pemahaman strategi yang benar.
Yuk, Mulai Investasi Sekarang!
Sudah siap memulai perjalanan finansialmu? Coba buka akun di platform reksadana terpercaya dan mulai investasi dari nominal kecil.
Kalau kamu punya pengalaman atau pertanyaan seputar investasi reksadana, tinggalkan komentar di bawah dan bagikan artikel ini ke temanmu supaya mereka juga bisa belajar!




