Oleh: Dennis Dita Praditia*
Bulog menyatakan bahwa peningkatan harga beras di Indonesia dipengaruhi oleh kenaikan harga beras global yang juga terus merangkak naik. Salah satu penyebab utama lonjakan harga ini adalah kebijakan sejumlah negara pengeskpor beras, seperti India, yang masih menahan ekspor. Padahal, India menyuplai sekitar 40 persen dari kebutuhan beras dunia.
Kenaikan harga semakin diperburuk oleh meningkatnya permintaan beras dari negara-negara Eropa. Dengan demikian, faktor-faktor yang mendorong kenaikan harga beras semakin bervariasi, mulai dari penurunan produksi yang disebabkan oleh fenomena El Niño, faktor geopolitik, hingga pengurangan pasokan oleh produsen beras utama seperti India.
“Sekarang ini orang-orang Eropa mulai mengonsumsi beras, yang terdengar cukup aneh. Biasanya mereka mengandalkan gandum, namun kini beralih kepada beras. Mereka yang sebelumnya tidak membeli beras, kini mulai membelinya,” ungkap Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang pada Rabu, 28 Februari 2024.
Febby menjelaskan bahwa Bulog telah mengirimkan tim ke sejumlah negara pengeskpor beras, seperti Thailand dan Vietnam. Dari hasil penelusuran, tim Bulog mengamati bahwa negara-negara Eropa turut mengantri untuk mendapatkan beras.
“Eropa ikut berburu beras di Thailand dan Vietnam. Ini menarik, banyak pembeli dari Eropa yang kami temui di sana,” tambahnya.
Selain itu, dampak dari fenomena El Niño juga mulai terasa. Beberapa wilayah mengalami tidak hanya kekeringan akibat cuaca panas, tetapi juga terendam banjir di beberapa lokasi.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa saat ini lonjakan harga beras terjadi di seluruh dunia. Harga beras global telah meningkat dari kisaran US$ 460 hingga US$ 500 per ton menjadi lebih dari US$ 600 per ton.
“Kenaikan harga pangan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia,” tegasnya.
Oleh karena itu, Arief mengklaim, pihaknya bersama seluruh pemangku kepentingan berupaya memastikan ketersediaan stok dalam negeri.
“Bulog setidaknya harus memiliki cadangan sebanyak 1,2 juta ton,” ujarnya.
Menurut data panel harga pangan Bapanas, pada Rabu, 28 Februari 2024, rata-rata nasional harga beras premium mengalami penurunan sebesar Rp 10 per kg, menjadi Rp 16. 410 per kg. Sementara itu, harga beras medium juga turun sebesar Rp 30 per kg, menjadi Rp 14. 300 per kg.