Penulis : Govindo Pranandes (Universitas Darunnjah)
Radarbaru, Yogyakarta, Malaysia dan Indonesia adalah dua negara yang memiliki kesamaan mendasar dalam budaya, agama, dan sejarah. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, pendidikan Islam menjadi salah satu aspek penting dalam pembangunan bangsa. Namun, meskipun memiliki akar budaya yang serupa, kedua negara mengembangkan sistem pendidikan Islam dengan pendekatan yang berbeda.
Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam di kedua negara memiliki akar yang panjang dan erat kaitannya dengan masuknya Islam ke Asia Tenggara. Di Indonesia, penyebaran Islam melalui jalur perdagangan pada abad ke-13 menciptakan sistem pendidikan berbasis pesantren, di mana ulama menjadi pusat keilmuan. Pesantren ini tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga menjadi tempat pembentukan karakter dan penyebaran budaya Islam.
Di Malaysia, sistem pendidikan Islam juga dimulai melalui institusi-institusi tradisional seperti pondok, yang mirip dengan pesantren di Indonesia. Namun, kolonialisme Inggris memberikan pengaruh signifikan terhadap struktur pendidikan di Malaysia. Berbeda dengan Belanda di Indonesia, Inggris cenderung memberikan ruang bagi pendidikan Islam untuk berkembang, meskipun tetap diawasi dengan ketat. Hal ini memungkinkan Malaysia untuk mengintegrasikan pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional lebih awal dibandingkan Indonesia.
Struktur Pendidikan Islam Saat Ini
Malaysia: Pendidikan Islam yang Terintegrasi
Di Malaysia, pendidikan Islam telah diintegrasikan secara sistemik ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Terdapat berbagai jenis sekolah yang menawarkan pendidikan Islam, seperti:
- Sekolah Kebangsaan: Sekolah umum yang mewajibkan pendidikan Islam bagi siswa Muslim.
- Sekolah Agama Negeri (SAN): Sekolah yang dikelola oleh pemerintah negara bagian dengan fokus pada pendidikan agama.
- Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA): Sekolah yang menggabungkan pendidikan umum dan agama dalam porsi yang seimbang.
- Sekolah Agama Rakyat (SAR): Sekolah yang dikelola oleh masyarakat atau organisasi swasta, biasanya lebih fleksibel dalam kurikulum.
Selain itu, Malaysia memiliki universitas yang berfokus pada pendidikan Islam seperti Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) dan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Institusi-institusi ini menawarkan program studi yang mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti syariah, ekonomi Islam, teknologi, dan sains, dengan nilai-nilai Islam sebagai dasar utamanya.
Indonesia: Keragaman Lembaga Pendidikan Islam
Di Indonesia, pendidikan Islam memiliki bentuk yang lebih beragam, mencakup:
- Pesantren: Institusi tradisional yang fokus pada pendidikan agama, dengan pendekatan pembelajaran berbasis kitab kuning dan asrama.
- Madrasah: Sekolah formal yang berada di bawah Kementerian Agama, dengan kurikulum yang mencakup pendidikan agama dan umum.
- Sekolah Umum Berbasis Agama: Sekolah-sekolah umum yang menambahkan kurikulum agama secara khusus.
- Perguruan Tinggi Islam: Seperti Universitas Islam Negeri (UIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang menawarkan program berbasis keislaman.
Meskipun memiliki keragaman yang luas, tantangan terbesar di Indonesia adalah kesenjangan kualitas antara lembaga-lembaga pendidikan. Banyak madrasah, terutama di daerah terpencil, menghadapi kendala seperti kurangnya fasilitas, tenaga pengajar yang kurang berkualitas, dan keterbatasan pendanaan.
Kebijakan Pemerintah dalam Pendidikan Islam
Kebijakan pemerintah di kedua negara menunjukkan perbedaan pendekatan yang signifikan.
-
Malaysia:Malaysia mengadopsi pendekatan yang lebih terpusat dalam mengelola pendidikan Islam. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), memiliki kendali besar dalam menentukan kurikulum, standar pendidikan, dan pengelolaan sekolah-sekolah Islam. Integrasi ini memberikan keunggulan berupa standarisasi kualitas pendidikan, yang memastikan bahwa siswa di seluruh negeri mendapatkan pendidikan yang setara.
-
Indonesia:Sebaliknya, Indonesia memberikan ruang yang lebih besar bagi lembaga swasta dan masyarakat untuk terlibat dalam pendidikan Islam. Hal ini menciptakan keragaman yang kaya, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam hal koordinasi dan pengawasan. Pemerintah melalui Kementerian Agama berupaya meningkatkan kualitas madrasah dan pesantren melalui program sertifikasi guru, akreditasi lembaga, dan peningkatan anggaran. Namun, luasnya wilayah dan besarnya populasi membuat tantangan ini menjadi kompleks.
Keunggulan dan Tantangan
Malaysia
Keunggulan utama Malaysia adalah kemampuan untuk mengintegrasikan pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional tanpa mengorbankan kualitas pendidikan umum. Dukungan pemerintah yang kuat dalam bentuk pendanaan, pelatihan guru, dan pembangunan fasilitas menjadi kunci keberhasilan ini.
Namun, sistem yang sangat terpusat juga memiliki kelemahan, seperti kurangnya fleksibilitas dalam menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan lokal. Selain itu, sekolah-sekolah agama swasta terkadang menghadapi tantangan dalam mendapatkan pengakuan atau dukungan pemerintah.
Indonesia
Keragaman sistem pendidikan Islam di Indonesia memberikan pilihan yang luas bagi masyarakat, dari pendidikan tradisional hingga modern. Pesantren, misalnya, tetap menjadi simbol kebanggaan Islam tradisional di Indonesia.
Namun, tantangan terbesar adalah pemerataan kualitas. Banyak madrasah dan pesantren di daerah terpencil masih kekurangan fasilitas dasar, sementara perguruan tinggi Islam menghadapi persaingan dengan universitas umum dalam menarik mahasiswa.
Potensi Kolaborasi dan Pembelajaran Antar Negara
Malaysia dan Indonesia memiliki peluang besar untuk saling belajar dan bekerja sama dalam pengembangan pendidikan Islam.
- Standarisasi Kurikulum: Indonesia dapat belajar dari Malaysia dalam hal standarisasi kurikulum dan pengelolaan sekolah Islam, sehingga dapat mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan.
- Fleksibilitas Pendidikan: Malaysia dapat mengambil pelajaran dari Indonesia dalam hal inovasi pendidikan berbasis masyarakat, seperti pengembangan pesantren yang adaptif terhadap kebutuhan lokal.
- Kolaborasi Perguruan Tinggi: Universitas Islam di kedua negara dapat menjalin kemitraan dalam penelitian, pertukaran pelajar, dan pengembangan program studi berbasis keislaman.
Kesimpulan
Malaysia dan Indonesia adalah contoh bagaimana pendidikan Islam dapat berkembang di tengah modernitas. Malaysia dengan sistemnya yang terintegrasi menunjukkan bahwa pendidikan Islam dapat berjalan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, Indonesia dengan keragamannya mencerminkan kekayaan budaya Islam yang adaptif dan inklusif.
Namun, kedua negara juga menghadapi tantangan yang berbeda. Malaysia perlu meningkatkan fleksibilitas dalam sistem pendidikannya, sementara Indonesia harus fokus pada pemerataan kualitas pendidikan. Dengan kerja sama yang erat dan saling belajar, kedua negara ini memiliki potensi besar untuk menjadi teladan dalam pengembangan pendidikan Islam yang progresif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Pendidikan Islam tidak hanya tentang pengajaran agama, tetapi juga tentang pembentukan karakter, pengembangan intelektual, dan penciptaan masyarakat yang beradab. Sebagai dua negara serumpun, Malaysia dan Indonesia memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa pendidikan Islam menjadi alat yang efektif dalam membangun peradaban Islam yang unggul di tingkat global.