Penulis: Nur Muhammad Riza Arda Fadilah*

Abrasi adalah proses pengikisan tanah di daerah pesisir pantai oleh gelombang pasang air laut. Abrasi biasa disebut juga sebagai erosi pantai. Abrasi merupakan suatu bencana yang terjadi akibat pasang air laut dan besarnya gelombang ombak yang menyapu bibir pantai sehingga membawa butiran-butiran pasir ke tengah laut. Minimnya wawasan masyarakat Indonesia akan dampak terhadap lingkungan di sekitarnya dari suatu kegiatan di aliran sungai dapat menyebabkan abrasi. Kegiatan tersebut merupakan pengerukan/penambangan pasir sungai.

Penyebab Terjadinya Abrasi

Tidak banyak orang yang mengetahui apa penyebab utama terjadinya abarasi. Penambangan pasir di sungai atau pasir kali memang banyak dilakukan sebagai bahan utama material pembangunan pemukiman karena dikenal akan ketahanan serta kekuatannya. Padahal relevansi dari penambangan pasir tersebut membuat tidak ada lagi pasir yg terbawa dalam luapan air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir, sehingga tidak terjadi lagi pengendapan di tanah hilir, dimana tanah yg mengendap dari gundukan pasir yang terhanyut oleh aliran sungai tersebut dapat menjadi penebal atau pelapis dari tanah pantai dalam menghadapi gempuran gelombang air laut. Begitu juga terhadap abrasi yang terjadi di pantai yang ada di wilayah tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari abrasi ini cukup merugikan, terutama bagi masyarakat yang berada di pesisir pantai.

Dampak Yang Ditimbulkan

Dampak pertama dan yang paling krusial adalah apabila terdapat warga yang membangun rumahnya di area pesisir pantai, karena dengan adanya abrasi dapat mengikis bagian tanah yang merupakan dasaran pondasi bagi rumah mereka. Kedua adalah dampak terhadap mata pencaharian. Sebagian dari mereka ada yang merupakan seorang petani garam, dan dengan adanya abrasi lahan tempat mereka memproduksi garam akan hilang lama-kelamaan. Dampak berikutnya adalah hilangnya Sebagian tanah sebagai akses bagi kendaraan serta pengguna jalan, dikarenakan kandungan air laut yang asin dapat merusak struktur lapisan bawah pada aspal.

Dikarenakan adanya kerusakan lingkungan yg disebabkan abrasi tersebut, membuat hampir sebagian besar masyarakat tidak bisa lagi mengolah lahan pertanian mereka, disebabkan oleh lahan mereka yang hilang tergerus abrasi, sehingga menjadi laut. adapun untuk masyarakat yang masih bisa melakukan aktivitas pertanian mereka, seperti mengolah lahan penggaraman, harus sabar mengalami gempuran gelombang pasang air laut yg dikenal sebagai rob, rob yang masuk ke pengolahan garam, dan merusak lahan tambak, dapat menenggelamkan area pengolahan garam, sehingga para petani yg keseluruhan mengolah lahan tambak garamnya masih secara tradisional harus menunggu air rob surut untuk dapat mengolah kembali lahan tambak garamnya.

Dampak Terhadap Pendidikan Serta Ekonomi

Berkurangnya sumber mata pencaharian masyarakat setempat mengakibatkan menurunnya pendapatan. Adanya penurunan pendapatan yg signifikan menyebabkan kesulitan ekonomi masyarakat, karena ekonomi yg sulit mutu dan kualitas taraf hidup masyarakat juga otomatis menurun, dengan menurunnya ekonomi tentu saja berdampak juga terhadap kehidupan sosial masyarakat sehari-hari, tingkat pendidikan yg ikut menjadi minim, kenapa? Karena masyarakat lebih fokus untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari daripada memikirkan kelanjutan pendidikan yg memerlukan biaya, selain itu juga, jumlah pengangguran pun semakin meningkat, dikarenakan sedikitnya lahan pengolahan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat yang terdampak abrasi pantai ini.

Pencegahan Abrasi Agar Tidak Semakin Luas

Untuk menangani kasus kerusakan lingkungan yang terjadi, masyarakat dan pemerintah daerah setempat pernah melakukan beberapa langkah pencegahan seperti penanaman pohon mangrove sebagai penahan ombak, selain itu dilakukan pembuatan tanggul pemecah ombak, yang ditujukan untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh gempuran air ombak. Dan langkah lain yang dilakukan adalah dengan melarang masyarakat mengeruk pasir sungai, dan memberikan hukuman atau sangsi bagi masyarakat yang melanggar peraturan tersebut akan diserahkan kepada pihak yang berwajib.

Kesimpulan

Meskipun abrasi merupakan faktor alam yang diakibatkan oleh pasang serta surutnya air laut namun, terdapat faktor lain yang mengakibatkan terkikisnya pasir di bibir pantai tersebut yaitu adanya campur tangan manusia. Melalui proses pengerukan pasir sungai lama-kelamaan tidak ada lagi pasir yang terbawa oleh luapan air sungai yang mengalir hingga mengendap di bagian ujung hilir. Akibatnya ombak pantai yang kuat mengikis butiran pasir yang ada di pantai dan itu menyebabkan cukup banyak kerugian bagi warga sekitar, dari mulai kehilangan lahan mereka hingga berkurangnya sumber mata pencaharian yang berujung pada pendidikan. Oleh karenanya perlu ada yang namanya edukasi terhadap masyarakat terkait DAS (Daerah Aliran Sungai) dan proses terjadinya abrasi. Dari pemerintah juga harus membuat peraturan yang tegas terkait penambangan pasir sungai dan mengalokasikan dana untuk membangun tanggul pemecah ombak serta penanaman hutan mangrove sebagai perlindungan utama terhadap yang berada disekitarnya.

***

*) Penulis adalah Mahasiswa Akademi Teknik Tirta Wiyata (AKATIRTA)

**) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi radarbaru.com

Editor: Taufik