Dari Wacana ke Aksi Nyata, Petani Kini Bisa ‘Panen Cuan’
Pembangunan sektor pertanian di Indonesia selalu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Sebagai negara agraris, pertanian memegang peran penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, tanpa dukungan nyata dari otoritas, baik dalam bentuk kebijakan, regulasi, maupun pendanaan, sektor ini sulit berkembang. Salah satu contoh konkret komitmen otoritas dalam membangun pertanian dapat dilihat dari pelaksanaan Program RT Mandiri di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
RT Mandiri: Bukti Pemerintah Tak Sekadar Omdo
Program RT Mandiri merupakan inisiatif Pemerintah Kota Banjarbaru untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Bukan sekadar wacana di atas meja, program ini langsung turun ke masyarakat dengan memberi perhatian khusus pada sektor pertanian yang menjadi tumpuan banyak warga.
Diatur dalam Peraturan Wali Kota Banjarbaru Nomor 77 Tahun 2021, RT Mandiri memberikan dana sebesar Rp75 juta kepada setiap kelompok masyarakat (pokmas) yang memenuhi syarat. Dana ini bukan sekadar ‘duit kaget,’ tapi modal penting bagi petani dan UMKM untuk mengembangkan usaha mereka.
Bukti konkret dari komitmen ini terlihat pada 22 April 2024, saat Pemerintah Kota Banjarbaru menyerahkan bantuan langsung di Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan. Wali Kota Banjarbaru, Bapak Aditya Mufti Arifin, memimpin langsung acara ini, seolah ingin memastikan bahwa program ini benar-benar sampai ke tangan yang tepat dan bukan sekadar seremoni belaka.
Dukungan Finansial dan Infrastruktur: Petani Tak Perlu Jual Sapi Buat Modal
Salah satu tantangan terbesar petani adalah keterbatasan modal. Dulu, tak sedikit petani yang harus menjual ternak atau berutang untuk membeli benih dan pupuk. Kini, dengan adanya bantuan dari RT Mandiri, mereka bisa lebih fokus mengelola lahan tanpa harus pusing soal permodalan.
Tak hanya soal uang, infrastruktur juga menjadi perhatian. Akses jalan menuju lahan pertanian yang lebih baik, sistem irigasi yang memadai, serta tempat penyimpanan hasil panen yang layak adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas petani. Meskipun RT Mandiri masih lebih fokus pada bantuan dana, diharapkan ada sinergi dengan program lain yang mendukung sektor pertanian secara menyeluruh.
Pelatihan dan Penyuluhan: Ilmu Bertani Bukan Cuma Warisan, Tapi Harus Diperbarui
Uang bisa habis, tapi ilmu bertani yang baik akan bertahan selamanya. Inilah mengapa Pemerintah Kota Banjarbaru tak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga mengadakan pelatihan dan penyuluhan bagi petani dan kelompok wanita tani (KWT).

Pembinaan dilakukan oleh pemerintah daerah dan juga melibatkan akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Para dosen ini hadir bukan sekadar memberikan teori, tetapi juga praktik terbaik berdasarkan penelitian. Sebagai contoh, beberapa KWT kini telah mengembangkan olahan pangan berbasis hasil pertanian lokal, sehingga tidak hanya menjual produk mentah, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
Kebijakan Pembangunan Pertanian: Fondasi Agar Petani Tidak Gigit Jari
Dalam buku Kebijakan Pembangunan Pertanian karya Prof. Dr. Ir. H. Luthfi Fattah, M.S. dan Ir. Hj. Tuti Heriyani, M.P., dijelaskan bahwa pembangunan pertanian tidak terlepas dari kebijakan harga, kebijakan makroekonomi, dan investasi publik. Harga pertanian yang stabil penting agar petani tidak buntung, sementara kebijakan makroekonomi seperti regulasi fiskal dan moneter mempengaruhi biaya produksi dan daya beli masyarakat. Tak kalah penting, investasi publik dalam infrastruktur dan penelitian juga menjadi kunci agar pertanian tetap berkembang.
Melihat prinsip-prinsip tersebut, Program RT Mandiri sebenarnya sudah sejalan dengan kebijakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Dengan memberikan dukungan finansial dan pelatihan bagi petani, program ini berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian di Banjarbaru.
Dukungan Legislasi: Agar Program Tak Hanya Manis di Awal

Salah satu faktor keberhasilan program pembangunan pertanian adalah adanya dukungan legislatif. Program RT Mandiri mendapat dukungan dari DPRD Kota Banjarbaru, yang melihatnya sebagai cara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan UMKM. Dukungan politik yang kuat ini diharapkan membuat program tetap berjalan dalam jangka panjang, dan bukan sekadar program ‘musiman’ yang hilang saat pergantian kepemimpinan.
Keberlanjutan program juga bergantung pada kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat. Jika RT Mandiri terbukti sukses, bukan tak mungkin program serupa diadopsi oleh daerah lain di Indonesia.
RT Mandiri, Harapan Baru bagi Petani dan UMKM

Program RT Mandiri di Kota Banjarbaru adalah bukti bahwa komitmen otoritas dalam membangun pertanian tidak sekadar janji manis, tetapi nyata dalam bentuk bantuan dana, pelatihan, dan dukungan legislatif. Dengan adanya program ini, petani dan pelaku UMKM memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan menjadi lebih mandiri secara ekonomi.
Namun, program ini tetap perlu evaluasi dan penyempurnaan. Pengawasan penggunaan dana, peningkatan kualitas pelatihan, serta dukungan infrastruktur yang lebih baik adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Jika semua elemen ini bisa berjalan dengan baik, RT Mandiri bisa menjadi model pembangunan pertanian berbasis masyarakat yang bisa diadopsi oleh daerah lain di Indonesia. Jadi, kalau dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin petani kita bisa benar-benar ‘panen cuan’ dari hasil kerja keras mereka! (Faulyna Syafira).