Radar Baru, Jombang – Mahasiswa BINA DESA Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya terhadap pengabdian masyarakat. Salah satu aksi nyata mereka terlihat dalam kegiatan pendampingan yang dilakukan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Usmaniyah, Kabupaten Jombang, pada 1 Oktober 2024. Kegiatan ini berfokus pada pengembangan bisnis berbasis inovasi berupa produksi keripik ampas tebu dengan merek “Sachiips.”

Produk inovatif ini bertujuan mengubah limbah ampas tebu menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, sekaligus menjadi salah satu solusi pemberdayaan ekonomi masyarakat di lingkungan pesantren. Dengan pendekatan ini, mahasiswa memberikan pelatihan yang komprehensif dari tahap produksi hingga strategi pemasaran.

Pendampingan Inovasi “Sachiips”  

Pendampingan yang diberikan meliputi berbagai tahapan penting:

1. Pelatihan Produksi

Para santri dan pengurus pesantren dilatih untuk mengolah ampas tebu menjadi keripik yang renyah dan layak jual. Pelatihan ini mencakup pemilihan bahan baku, teknik pengolahan, dan kontrol kualitas produk.

2. Pengembangan Varian Rasa

Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, mahasiswa membantu menciptakan varian rasa seperti pedas manis, balado, hingga keju.

3. Desain Kemasan

Kemasan yang menarik dan informatif dirancang oleh tim mahasiswa guna menonjolkan identitas produk lokal yang ramah lingkungan.

4. Strategi Pemasaran

Pelatihan pemasaran produk dilakukan dengan pendekatan hybrid, menggabungkan pemasaran digital melalui media sosial dan marketplace dengan penjualan konvensional di pasar lokal.

Tujuan Jangka Panjang  

Ketua tim, Alfigo Adisari, mengungkapkan alasan pemilihan ampas tebu sebagai bahan dasar produk. “Ampas tebu seringkali hanya dianggap limbah. Padahal, dengan inovasi ini, ampas tebu memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk berkualitas dengan nilai jual tinggi,” ujar Alfigo.

Sementara itu, perwakilan pondok pesantren, Wahyu Naim, mengungkapkan harapan besar terhadap keberlanjutan program ini. “Kami sangat bersyukur atas pendampingan dari mahasiswa BINA DESA. Semoga dengan inovasi ini, pesantren dapat berkembang secara ekonomi dan menjadi lebih mandiri,” tuturnya.

Dukungan dan Harapan  

Program ini tidak hanya bertujuan menciptakan pendapatan tambahan bagi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Usmaniyah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih kreatif dalam mengolah limbah menjadi produk inovatif.

Mahasiswa BINA DESA berharap produk “Sachiips” bisa diterima secara luas di pasar nasional, menjadi ikon dari pesantren yang mandiri, serta mengangkat citra lokal Jombang sebagai wilayah yang inovatif. Dengan langkah ini, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi berbasis masyarakat yang memberikan dampak ekonomi positif.

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Usmaniyah berlokasi di wilayah strategis Kabupaten Jombang, dan selama ini telah berkontribusi besar dalam pengembangan pendidikan keagamaan. Keterlibatan pesantren dalam program inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.