Jember, radarbaru.com — Inovasi teknologi terbaru dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) resmi diluncurkan dalam sebuah acara yang meriah di kawasan TEFA SMK Perikanan dan Kelautan di area Tambak Puger, Jember. Teknologi tersebut adalah FOFA (Floating Octopus as a Feeder Automation), sebuah sistem pakan otomatis terapung berbasis modular yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam budidaya udang.
Acara peluncuran ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D, yang turut memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap upaya kolaboratif antara dunia pendidikan, industri, dan masyarakat. “Teknologi seperti FOFA bukan hanya mencerminkan kemajuan dalam bidang kelautan dan perikanan, tetapi juga menjadi simbol bagaimana inovasi dapat membuka peluang kerja dan memberdayakan masyarakat secara langsung untuk keberkahan bersama,” ujar beliau.
SMK Perikanan dan Kelautan Puger selaku mitra kolaboratif strategis yang dipimpin oleh Bapak Kunjtoro Dhiya’uddin secara penuh mendukung program ini dalam upaya penerapan teknologi di tambak. Hal ini sejalan dengan Program Katalisator Kemitraan Berdikari, yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema EMAS. Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran pimpinan PPNS, komunitas petambak udang, perwakilan dari PT BBS, dan PT Istana Cipta Sembada, Dinas Perikanan, KKP, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Dalam sesi diskusi teknis yang diadakan setelah peluncuran, tim peneliti memaparkan desain modular dari FOFA yang memungkinkan sistem ini diadaptasi sesuai kebutuhan tambak. Teknologi ini mampu mengatur jadwal dan jumlah pakan secara presisi, sehingga mengurangi pemborosan dan meningkatkan hasil panen.
Annas Singgih Setiyoko, Wakil Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya menyatakan bahwa FOFA adalah wujud nyata dari hilirisasi riset terapan yang tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi langsung diterapkan untuk menjawab permasalahan di lapangan. “Kami percaya, pengembangan teknologi harus menyentuh kebutuhan riil masyarakat. Dengan FOFA, kami ingin membuktikan bahwa inovasi dari kampus vokasi bisa berdampak langsung pada sektor produktif,” ujar beliau.
Peluncuran FOFA ini diharapkan menjadi awal dari transformasi digital dalam dunia bangunan apung dan akuakultur, serta mendorong kemitraan strategis antara lembaga pendidikan vokasi, industri, dan masyarakat. Program ini juga menjadi langkah konkret dalam penguatan ekosistem inovasi berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.