Radar Baru, Jombang – Pengabdian Kepada Masyarakat Implementasi Hasil Riset (PKM IMRIS) adalah salah satu bentuk nyata Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat. Sasaran dalam menjalankan program ini adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Octno Batik Segunung milik Nur Okno Femiati yang bertempatan di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Octno Batik Segunung yang telah berjalan sejak 2021 masih berupaya dalam mengenalkan batik yang dihasilkan secara online dan offline. Hal tersebut dikarenakan belum banyaknya batik yang terjual dan adanya permasalahan dalam citra merek yang kurang kreatif dan menarik secara tata letak maupun keinformatifan display pameran pada saat pemasaran offline.

Sebagai Tim PKM IMPRIS UPN “Veteran” Jawa Timur, Diana Aqidatun Nisa, S.T., M.Ds., Hendra Maulana, S.Kom., M.Kom., R. Ayu Firdausi Novira Rachman, S.T., M.Ds., dan beberapa mahasiswa berupaya menemukan kelebihan yang dapat dikembangkan menjadi suatu keunikan maupun keunggulan tersendiri  agar dapat meningkatkan daya tarik produk dan menjadi pembeda dari pesaing yang ada.

Produk unggulan yang dihasilkan oleh Octno Batik Segunung memiliki dua jenis batik yaitu batik tulis dan batik cap yang mana memiliki kreasi batik motif alam yang estetik. Pembuatan motif batik ini terinspirasi dari hasil alam yang dihasilkan oleh daerah setempat seperti motif yang paling terkenalnya yaitu rebung dan durian.

Untuk motif lainnya, ada motif cengkih dan kopi. Octno Batik Segunung juga termasuk ke dalam wisata edukasi budaya Kampung Adat Segunung yang dapat dikunjungi untuk dilihat dan ikut serta dalam proses pembuatan batiknya, sehingga diharapkan pelaksanaan program ini dapat memberikan dampak positif dari segi pelestarian budaya dan tidak hanya untuk pemilik batik namun juga kepada masyarakat umum.

Dalam hal pemasaran produk batik di era digital yang serba cepat dalam perubahan tren ini, sangat penting bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan citra merek dengan strategi branding yang tepat, agar tidak kalah dengan pesaing yang memiliki branding dengan ciri khas yang lebih kuat dan konsisten. Sedangkan Octno Batik Segunung belum mampu menonjolkan branding diri yang kuat, sehingga perlu adanya pengembangan identitas visual yang sesuai dengan ciri khas batik Segunung dengan logo yang berbentuk rebung.

Tidak hanya branding, kemasan batik yang sering dianggap hal biasa pun penting untuk diperhatikan, karena kemasan juga merupakan salah satu penguatan branding dari segi citra merek yang ingin dibangun dan juga media promosi tidak langsung. Namun kemasan Ocno Batik Segunung masih menggunakan paper bag yang hanya menampilkan logo dan kontak pemilik usaha, sehingga susah untuk membangun kepercayaan pelanggan.

Selain itu, dari segi strategi pemasaran online maupun offline yang dilakukan pun juga masih menjadi permasalahan. Pemasaran online hanya dilakukan pada media sosial dengan konten terbatas, mouth to mouth, serta aplikasi WhatsApp tanpa perencanaan yang matang. Sedangkan pemasaran offline dilakukan di beberapa event pameran dengan menggunakan tiang penyangga sederhana untuk memajang batik, sehingga hal tersebut memiliki risiko produk tidak mudah dikenal bahkan diingat konsumen.

Oleh karena itu, tim PKM IMRIS memberikan solusi dari segala permasalahan yang ada melalui pembuatan branding yang berfokus pada pengembangan desain identitas visual yang sesuai dengan logo dan ciri khas batik Segunung, menciptakan kemasan yang menarik dengan memanfaatkan teknologi inovatif serta ramah lingkungan dan mempertahankan keaslian budaya lokal batik Segunung. Untuk pemasarannya, dilakukan dengan pembuatan website yang menampilkan galeri batik digital yang responsif, estetis, dan mudah digunakan serta display pameran batik di program mencakup tata letak pameran yang kreatif dan efektif.

Selain itu juga ada penyuluhan mengenai “Pentingnya Kemasan Untuk Membangun Merk” yang dihadiri oleh ibu-ibu di Kampung Adat Segunung dengan berbagai kepemilikan usaha seperti usaha keripik usus, keripik ubi, cekeremes, dan susu sapi. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan seru. Harapannya adalah usaha yang dibuat oleh warga kampung dapat meningkatkan daya jualnya kepada masyarakat.