Malang, radarbaru.com — Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan kiprahnya dalam membangun desa melalui kolaborasi kreatif dan penuh makna. Lima mahasiswa dari kelompok 1 mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan offering D24 sukses melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertema “Revitalisasi Spot Foto dan Penambahan Penunjuk Jalan Menuju Rest Area Desa Srigading”, yang dilaksanakan di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Melalui kegiatan ini, para mahasiswa yang beranggotakan Amar Jundullah Husein, Irfan Rafli Rasidan, Muhamad Harish Abdul Rohman, Muhammad Alifatul Rizki, dan Nurfadina Wicakso Santoso berusaha menghidupkan kembali fungsi sosial dan ekonomi rest area milik Desa Srigading, yang selama ini kurang terkelola secara optimal. Mereka menghadirkan sentuhan estetik dengan memperbaiki spot foto, serta menambahkan rambu penunjuk arah yang memudahkan pengunjung menemukan lokasi tersebut.
Menjawab Tantangan Akses dan Identitas Wisata
Rest area yang sebelumnya kerap terabaikan kini tampil lebih segar dan ramah pengunjung. Mahasiswa melakukan penambahan elemen visual seperti menata ulang area duduk dan area swafoto agar lebih menarik. Tak hanya itu, mereka juga memasang papan penunjuk arah di titik-titik strategis menuju lokasi.
Menurut ketua kelompok, Muhammad Harish Abdul Rohman, langkah ini bukan sekadar mempercantik, tetapi juga bagian dari upaya meningkatkan dukungan aksesibilitas ruang publik, dan menjadikan rest area sebagai titik potensi ekonomi desa.
“Kami ingin rest area ini bukan hanya tempat berhenti, tapi jadi ruang interaksi dan nilai tambah ekonomi bagi warga. Jika dikelola dengan baik, tempat ini bisa menjadi bagian dari narasi wisata desa dan membuka peluang retribusi lokal maupun usaha kecil,” ujarnya.
Kolaborasi Mahasiswa dan Pemerintah Desa untuk Kemandirian Lokal
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Srigading, Bapak Hadori, yang menyampaikan apresiasinya atas inisiatif mahasiswa. Menurutnya, peran mahasiswa tidak hanya hadir sebagai pelajar, tetapi sebagai katalisator pembangunan yang melihat potensi lokal dari sudut pandang baru.
“Kami terbantu, terutama karena kini rest area ini mulai dilirik dan punya arah pengembangan yang lebih jelas, Terimakasih kepada bantuan mahasiswa untuk memperbaiki spot foto sehingga lebih layak, kemudian semoga kegiatan ini dapat berkontribusi bagi masyarakat sekitar kedepannya” tutur Bu Hartini, selaku pengelola Rest Area.
Selama pelaksanaan proyek, mahasiswa juga melibatkan warga setempat dalam proses pengerjaan. Pendekatan ini menumbuhkan rasa kepemilikan kolektif serta membuka ruang dialog antar-generasi dalam merawat fasilitas publik bersama.
Pendidikan Kewarganegaraan yang Kontekstual dan Transformatif
Proyek ini mencerminkan bentuk nyata dari pendidikan kewarganegaraan yang berbasis pengalaman langsung di masyarakat. Mahasiswa tak hanya memahami teori partisipasi warga negara, tetapi juga menginternalisasinya lewat tindakan. Mereka turut mendorong prinsip kota dan permukiman inklusif, pertumbuhan ekonomi lokal, serta kemitraan pembangunan yang berkelanjutan yaitu nilai-nilai yang sejalan dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diusung secara global.
Tanpa disadari, kegiatan seperti ini telah mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan, seperti menciptakan pekerjaan lokal yang layak, meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengalaman lapangan, dan membangun kemitraan antara perguruan tinggi dan desa untuk menciptakan dampak yang nyata dan terukur.
“Melalui proyek ini, kami belajar bahwa jadi warga negara aktif itu bukan soal ikut pemilu saja, tapi juga soal memberi kontribusi, sekecil apa pun, untuk pembangunan yang lebih baik,” ujar Muhammad Alifatul Rizki, salah satu anggota tim.
Harapan dan Langkah Lanjut
Diharapkan, revitalisasi ini menjadi langkah awal bagi pemerintah desa untuk mengembangkan rest area sebagai ruang sosial dan ekonomi warga, baik melalui promosi digital, pengembangan UMKM, maupun pengelolaan retribusi secara mandiri. Selain itu, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi model replikasi bagi desa-desa lain yang ingin menggali potensi lokal berbasis kolaborasi lintas sektor.
Para mahasiswa pun berharap kontribusi mereka, meski berskala kecil, dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk membawa ilmu dari kampus turun langsung ke akar rumput, mewujudkan pendidikan tinggi yang berdaya guna dan berjiwa sosial.