Penulis: Septia Hayati, S.P, M.Pd*
Kementerian Pertanian meluncurkan Brigade Pangan, sebuah inisiatif ambisius untuk mempercepat swasembada pangan. Program ini mengintegrasikan teknologi modern dengan pendekatan berbasis komunitas, melalui optimalisasi lahan rawa (OPLAH) dan pencetakan sawah rakyat (CSR).
Brigade Pangan bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian melalui pengelolaan terstruktur dan infrastruktur modern, serta mewujudkan agribisnis modern yang melibatkan generasi muda. Pendekatan ini tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memperkuat kemitraan dengan petani lokal, menjadikan Brigade Pangan sebagai integrator dari produksi hingga hilirisasi. Dengan skala pengelolaan lahan ±200 hektar per Brigade, program ini menunjukkan hasil positif di tahun pertama. Total biaya operasional Rp3,94 miliar menghasilkan pendapatan Rp8,4 miliar, dengan keuntungan bersih Rp4,46 miliar. Petani milenial, yang menjadi tulang punggung program, diproyeksikan berpenghasilan Rp10 juta per bulan. Setiap Brigade Pangan melibatkan 15 petani milenial yang mendapatkan pelatihan, akses alat dan bahan pertanian, serta bantuan infrastruktur tata air. Program ini juga membuka lapangan kerja bagi berbagai tingkat pendidikan. Pembentukan Brigade Pangan dilakukan melalui musyawarah desa dan pendaftaran resmi ke Dinas Pertanian, dengan dukungan penuh pemerintah dalam bentuk subsidi.
Pembentukan Brigade Pangan melibatkan petani lokal melalui musyawarah di tingkat desa. Administrasi kelompok kemudian didaftarkan ke Dinas Pertanian untuk mendapatkan pengakuan resmi. Brigade Pangan bekerja sama dengan kelembagaan petani setempat untuk mengintegrasikan proses produksi dari hulu ke hilir. Dukungan penuh juga diberikan oleh pemerintah dalam bentuk subsidi alat dan saprodi. Brigade Pangan tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional, tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda. Dengan sinergi antara teknologi dan semangat inovasi dari berbagai stakeholders, program ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju swasembada pangan yang berkelanjutan.
Selain itu program ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk menjalin sinergi yang erat dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung program swasembada pangan. Bukan hanya sektor pertanian, tetapi juga keterlibatan TNI/Polri berperan dalam pengamanan dan pendampingan, PUPR dalam hal tata kelola air, perbankan yang menyediakan dukungan pembiayaan, Bulog yang memiliki kepentingan untuk membeli gabah dari petani setelah panen dengan harga yang sudah ditentukan, sektor swasta yang berkontribusi dalam inovasi dan teknologi, hingga gabungan kelompok tani (gapoktan) dan kelompok tani (poktan) yang menjadi ujung tombak di lapangan. Kolaborasi yang solid antar berbagai pihak ini menjadi kunci keberhasilan program untuk mencapai swasembada pangan. Sehingga sinergi pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan.
Brigade Pangan bukan hanya solusi peningkatan produksi pangan, tetapi juga penciptaan ekosistem agribisnis modern. Sinergi antara teknologi, inovasi, dan pemberdayaan generasi muda diharapkan membawa Indonesia menuju swasembada pangan. Pemberdayaan generasi muda menjadi ruh dari inisiatif ini, bukan hanya sebagai pelaku produksi, tetapi juga penerima transfer ilmu dan teknologi. Pelatihan komprehensif dan pendampingan intensif memastikan petani milenial tak sekadar terjun ke sawah, tetapi menguasai seluk-beluk pertanian modern. Keterlibatan mereka adalah oase di tengah krisis regenerasi petani yang mengkhawatirkan. Lebih dari itu, Brigade Pangan adalah upaya menumbuhkan kecintaan pada tanah air, mengikis stigma pertanian sebagai pekerjaan usang. Generasi muda dibekali pengetahuan dan keterampilan, bukan hanya untuk bertahan, tetapi untuk memimpin transformasi pertanian Indonesia.
Kabupaten Tanah Laut terbentuk 83 Brigade Pangan yang tersebar di 10 kecamatan. Sebagian sudah mendapatkan bantuan alat mesin pertanian yang sudah dijalankan untuk proses panen dan pengolahan lahan yang selanjutnya digunakan lagi untuk tahap tanam berikutnya. Selain bantuan alat mesin pertanian, juga ada bantuan saprodi dan obat-obatan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan semangat kerja dan produktifitas petani.
Brigade Pangan merupakan sebuah manifestasi harapan bagi kedaulatan pangan Indonesia. Ia adalah jembatan yang menghubungkan teknologi modern dengan kearifan lokal, menggerakkan generasi muda untuk mengukir masa depan pertanian yang gemilang. Namun, keberhasilan Brigade Pangan bukan sekadar angka-angka produktivitas, melainkan juga keberlanjutan ekosistem agribisnis dan kesejahteraan petani. Mari kita kawal program ini dengan sinergi lintas sektor, evaluasi berkala, dan komitmen kuat, sehingga Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri, memenuhi kebutuhan pangan bangsanya, dan berkontribusi pada ketahanan pangan dunia.
***
*) Penulis adalah Mahasiswi Magister Ekonomi Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Angkatan 2024
**) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi radarbaru.com