Radar Baru, Kolom –  Mendaki gunung sering dianggap melelahkan, namun Gunung Pangrango via jalur Cibodas selalu menjadi pengecualian. Jalur ini bukan hanya menawarkan rute yang lembap dan penuh tantangan, tetapi juga pengalaman emosional yang meninggalkan kesan mendalam bagi setiap pendaki. Dari hutan basah hingga hamparan Edelweiss di Mandalawangi, setiap langkah menyimpan cerita.

Memulai Pendakian: Udara Segar, Tanjakan, dan Kejutan Awal

Setelah melewati pintu masuk Cibodas, pendaki langsung disambut udara hutan yang sejuk dan suara gemericik air. Pada awalnya, jalur yang rapi membuat pendakian terasa mudah. Namun beberapa menit kemudian, tanjakan demi tanjakan mulai menunjukkan karakter asli Pangrango.

Di titik ini biasanya banyak pendaki saling melempar tatapan seolah berkata, “Baiklah, pendakiannya benar-benar dimulai.”
Jalur Cibodas ramah untuk mata, tetapi tegas untuk kaki.

Spot Ikonik yang Selalu Dinanti

  1. Telaga Biru

Telaga dengan air berwarna kehijauan kebiruan ini menjadi titik istirahat favorit. Selain sebagai tempat foto, Telaga Biru seakan memberikan “pemanasan” sebelum jalur semakin serius.

  1. Rawa Gayonggong & Air Terjun Cibereum

Vegetasi rapat, akar-akar besar, dan suara air deras menambah nuansa petualangan. Biasanya di area ini pendaki mulai semakin akrab—saling membantu dan saling menyemangati ketika napas mulai tak beraturan.

  1. Shelter Kandang Batu & Kandang Badak

Dua pos ini seperti rest area sakral bagi para pendaki. Di Kandang Badak, banyak pendaki memutuskan untuk istirahat panjang, memasak, atau mengisi tenaga sebelum menuju puncak.

Rasanya campur aduk: dingin, lapar, letih, tapi juga lega karena puncak sudah semakin dekat.

Menuju Puncak Mandalawangi: Indah, Tenang, dan Paling Berkesan

Perjalanan dari Kandang Badak menuju puncak semakin menantang. Tanah licin, akar menyilang, hingga udara yang makin tipis menguji konsentrasi.

Namun sesampainya di Mandalawangi, semua usaha itu langsung terbayar. Padang Edelweiss yang ikonik—yang pernah diabadikan Soe Hok Gie dalam tulisannya—menyambut dengan keheningan yang menenangkan. Banyak pendaki yang memilih duduk lama sambil menikmati pemandangan serba putih.

Saat itu biasanya muncul satu kesadaran:
“Lelah sejauh ini ternyata layak.”

Mengapa Banyak Pendaki Memilih Jalur Cibodas?

Jalur Cibodas menawarkan paket lengkap: air terjun, rawa, hutan, serta pemandangan yang selalu berubah dari satu pos ke pos lain. Rutenya memang menantang, namun keindahan alamnya menjadi alasan banyak pendaki kembali lagi dan lagi.

Yang paling berkesan tentu saja Mandalawangi—puncak emosional dari seluruh perjalanan.

Tips Mendaki Pangrango via Cibodas

  • Mulai pendakian pagi hari agar perjalanan lebih aman dan tidak terkejar waktu.
  • Gunakan sepatu dengan grip kuat, karena jalur terkenal licin.
  • Bawa jas hujan, cuaca hutan Cibodas sering berubah tiba-tiba.
  • Siapkan surat kesehatan & booking online, karena kuota pendaki terbatas.
  • Jaga kelestarian Edelweiss, jangan memetiknya. Biarkan keindahannya dinikmati pendaki berikutnya.

 

*) Penulis adalah Ilham Sheva Saputra, Mahasiswa Akuntansi Universitas Pamulang.