radarbaru.com – Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen istimewa yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal untuk mengenang kelahiran Rasulullah. Perayaan ini bukan sekadar tradisi, melainkan momentum untuk menguatkan iman, meneladani akhlak beliau, serta mempererat ukhuwah antar sesama Muslim.
Walaupun peringatan Maulid Nabi tidak secara langsung diperintahkan secara eksplisit di dalam Al-Qur’an maupun hadits, para ulama memandangnya sebagai bid’ah hasanah — inovasi yang baik — selama diisi dengan kegiatan bermanfaat, seperti pembacaan shalawat, kajian sirah Nabi, dan sedekah.
1. Menghidupkan Kecintaan kepada Rasulullah SAW
Kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah bagian dari iman. Dalam hadits shahih, beliau bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Melalui Maulid, umat Islam diingatkan kembali tentang kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW. Allah SWT sendiri memuji beliau dalam Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Dengan mendengar kisah-kisah perjuangan dan keteladanan Nabi, hati akan semakin terikat pada beliau dan termotivasi untuk meneladani ajaran-ajarannya.
2. Mengingat Perjuangan Dakwah Islam
Rasulullah SAW menghadapi berbagai tantangan dalam menyebarkan Islam, mulai dari penolakan keras, penganiayaan, hingga peperangan. Peringatan Maulid menjadi sarana untuk mengingat kembali pengorbanan tersebut.
Allah SWT berfirman: “Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
3. Sarana Menyebarkan Ilmu dan Nilai Kebaikan
Maulid biasanya diisi dengan ceramah agama, pembacaan sirah Nabi, dan shalawat. Ini menjadi media dakwah untuk mengajarkan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, kasih sayang, dan kepedulian sosial. Rasulullah SAW bersabda:
“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari)
Dengan demikian, peringatan Maulid tidak hanya bernuansa perayaan, tetapi juga menjadi majlis ilmu yang menghidupkan hati.
4. Mempererat Ukhuwah Islamiyah
Acara Maulid sering dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, menjadikannya momen silaturahmi dan persatuan umat. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya persaudaraan:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta dan kasih sayang di antara mereka seperti satu tubuh; apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim)
Bersama-sama membaca shalawat, makan berjamaah, atau berbagi rezeki di momen Maulid dapat memperkuat rasa kebersamaan.
5. Menguatkan Spirit Ibadah
Maulid mengingatkan kita akan misi utama Rasulullah: mengajak manusia beribadah hanya kepada Allah. Allah SWT menegaskan:
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, serta banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Dengan meneladani beliau, kita terdorong untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak shalawat.
Peringatan Maulid Nabi memiliki nilai spiritual, sosial, dan edukatif yang sangat besar. Ia menjadi pengingat untuk terus mencintai, meneladani, dan menyebarkan ajaran Rasulullah SAW. Selama diisi dengan amalan baik yang sesuai syariat, Maulid dapat menjadi media memperkuat iman dan mempererat persatuan umat.
Semoga dengan memperingati Maulid, kita termasuk golongan yang mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat.




