Jakarta, radarbaru.com — Pendidikan Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar: bagaimana para guru bisa menyesuaikan diri dengan dunia yang semakin digital, tanpa kehilangan sentuhan humanis dalam mengajar. Di tengah situasi tersebut, aktor, sutradara, sekaligus pelatih akting R. Rama Sastra Negara, S.Sn hadir dengan program inovatif bertajuk “Podclass Speak Teach Record”, sebuah workshop yang dirancang khusus untuk para guru agar mampu mengasah keterampilan public speaking, storytelling, sekaligus memanfaatkan podcast sebagai media pembelajaran.
Berlokasi di SDN Pademangan Barat 09 Jakarta Utara, workshop ini disambut antusias oleh para guru. Siang itu, suasana sekolah dipenuhi energi positif. Para guru yang awalnya ragu-ragu berbicara di depan rekan sejawat, perlahan mulai berani bereksperimen dengan suara, ekspresi, hingga cara bercerita yang menarik.
Podclass Speak Teach Record: Menyambungkan Guru dengan Era Digital
Program ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan sebuah pendekatan baru untuk mengingatkan para guru bahwa mereka adalah komunikator utama di kelas. Rama menggunakan teknik akting yang biasa ia terapkan di dunia seni pertunjukan, lalu menerjemahkannya menjadi metode sederhana yang bisa dipraktikkan guru dalam keseharian.
“Guru bukan hanya pengajar, tapi storyteller yang memberi nyawa pada ilmu. Kalau guru bisa mengolah suara, intonasi, dan ekspresi, murid tidak hanya mendengar pelajaran—mereka akan merasakan pengalaman belajar. Dan dengan teknologi sederhana seperti smartphone, guru bisa merekam suaranya, menyebarkannya, bahkan mengabadikan ilmu itu untuk generasi mendatang,” ujar Rama Sastra Negara, S.Sn dalam sesi wawancara singkat usai pelatihan.
Kepala Sekolah: Pelatihan yang Tepat Waktu
Kepala SDN Pademangan Barat 09, Ibu Yeni, menyampaikan rasa terima kasih sekaligus kebanggaan karena sekolahnya menjadi tuan rumah kegiatan ini.
“Workshop ini datang di waktu yang tepat. Saya melihat sendiri bagaimana guru-guru semakin sadar bahwa suara dan kata-kata bukan sekadar alat mengajar, tetapi bisa menjadi kekuatan untuk memotivasi dan menginspirasi anak didik. Modal utama seorang pengajar adalah kemampuan Public Speaking dan Storytelling, yang semakin lengkap bila dipadukan dengan teknik akting. Dari workshop ini, saya melihat guru-guru mulai berani keluar dari metode lama dan bergerak menuju perubahan: lebih kreatif, lebih adaptif dengan zamannya, dan lebih dekat dengan murid,” ungkapnya.
Suara, Gestur, dan Ekspresi: Modal Baru Guru Abad Digital
Tidak hanya teori, workshop ini juga dipenuhi praktik langsung. Para guru diminta mencoba berbicara di depan kamera, melakukan simulasi perekaman podcast, hingga latihan bercerita dengan ekspresi yang kaya. Hasilnya langsung terasa: guru-guru yang awalnya kaku berubah menjadi lebih cair, bahkan tertawa saat mendengarkan rekaman suara mereka sendiri.
Siti Rohayati, salah satu guru peserta workshop, mengaku mendapat pengalaman berharga yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan.
“Awalnya saya kira teknik olah vokal, gestur, dan ekspresi hanya diperlukan oleh para pelaku seni teater atau seni peran. Ternyata justru sangat relevan untuk guru di kelas. Dari workshop ini saya belajar bahwa mengajar itu juga sebuah pertunjukan: bagaimana suara, gerakan, dan posisi kita di ruang kelas bisa memengaruhi perhatian murid. Saya juga baru tahu tentang konsep 9 area panggung yang sangat penting saat guru berdiri di depan kelas. Ilmu ini sangat bermanfaat dan bisa langsung saya terapkan saat mengajar,” tuturnya dengan penuh semangat.
Pendidikan Indonesia dan Harapan Masa Depan
Workshop ini tidak hanya menjadi kegiatan sehari, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang masa depan pendidikan di Indonesia. Rama menekankan bahwa perubahan besar hanya bisa dimulai dari ruang kelas, dari guru yang berani mencoba hal baru.
“Kalau guru bisa berbicara dengan hati, bercerita dengan jiwa, dan mengabadikan ilmunya dalam rekaman, itu bukan hanya metode belajar baru. Itu adalah warisan digital untuk anak-anak kita. Bayangkan, 10 atau 20 tahun lagi, murid bisa memutar kembali suara gurunya sebagai inspirasi. Itu bukan hanya pelajaran, itu kenangan yang hidup,” kata Rama dalam penutupannya.
Ia melanjutkan dengan pesan yang menohok:
“Pendidikan tidak akan maju hanya dengan gedung megah atau teknologi canggih. Pendidikan maju kalau gurunya berdaya. Hari ini kita mulai dari satu sekolah di Jakarta Utara. Besok, mari kita bayangkan ribuan sekolah lain melakukan hal yang sama. Guru berdaya, bangsa ini berdiri tegak. Jika guru diam, maka masa depan kita ikut terdiam.”
Workshop Podclass Speak Teach Record di SDN Pademangan Barat 09 menjadi contoh nyata bahwa inovasi sederhana bisa membawa dampak besar. Dari ruang kelas kecil di Jakarta Utara, sebuah gerakan baru untuk memberdayakan guru mulai bergema—sebuah gerakan yang bisa menjadi harapan bagi pendidikan di seluruh Indonesia.
Informasi Pelatihan: tapssamindonesia@gmail.com