Radarbaru, Malang – Mahasiswa Program Studi Ekonomi Studi Pembangunan (ESP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Malang (UM), menggelar diskusi akademik bertajuk “Membaca Arah Konsumsi dan Investasi di Indonesia” dalam perkuliahan Perekonomian Indonesia, Selasa (7/10/2025). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2023 Offering DD sebagai bagian dari pertemuan keenam mata kuliah tersebut.

Diskusi berlangsung aktif dengan Adya Ahmad Ramadhana dan Moh. Dani Daffa Fahrudin sebagai pemateri. Seluruh jalannya kegiatan berada di bawah bimbingan dosen pengampu, Emma Yunika Puspasari, S.Pd., M.Pd. Materi yang dipaparkan merujuk pada buku Perekonomian Indonesia karya Amir Machmud sebagai referensi utama.

Sejak awal pemaparan, suasana kelas terlihat dinamis. Mahasiswa tidak hanya menyimak, tetapi juga terlibat dalam dialog kritis yang menyoroti perkembangan konsumsi dan investasi dalam sejarah ekonomi Indonesia.

Antusiasme Audiens dan Pertanyaan Kritis Mahasiswa

Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa bernama Rico mengajukan pertanyaan terkait fenomena turunnya investasi Indonesia pada tahun 2008 yang justru lebih rendah dibanding tahun 1998, padahal tahun 1998 merupakan periode krisis moneter. Pertanyaan tersebut dijawab oleh pemateri dengan penjelasan bahwa tahun 2008 turut dipengaruhi oleh gejolak ekonomi global serta meningkatnya ketidakpastian politik menjelang Pemilu 2009. Kondisi ini mendorong terjadinya capital flight, yaitu keluarnya modal dari dalam negeri akibat kekhawatiran investor terhadap stabilitas nasional.

Sementara itu, Astri mempertanyakan arah kebijakan investasi pemerintah, apakah lebih berpihak pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Foreign Direct Investment (FDI). Pemateri menjelaskan bahwa sejak era Orde Baru, Indonesia telah membuka pintu lebar bagi investasi asing sebagai strategi percepatan pembangunan. Namun pascareformasi, keseimbangan antara FDI dan PMDN mulai dikuatkan, terutama dengan mendorong investasi domestik di sektor pertanian dan UMKM.

Pengayaan Materi dari Dosen: Politik, Capital Flight, dan Harga BBM

Ibu Emma Yunika Puspasari memperkuat diskusi dengan memberikan penjelasan lanjutan terkait faktor politik sebagai variabel utama dalam stabilitas perekonomian nasional. Ia menegaskan bahwa dinamika politik memiliki pengaruh langsung terhadap iklim konsumsi dan investasi.

“Ketika situasi politik tidak stabil, pelaku usaha dan investor cenderung menahan diri. Ini menyebabkan investasi lesu, daya beli masyarakat melemah, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi ikut terhambat,” jelasnya.

Ia juga menjabarkan konsep capital flight sebagai fenomena keluarnya modal secara besar-besaran akibat menurunnya kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan nilai tukar. Dampaknya tidak hanya dirasakan di pasar keuangan, tetapi juga pada konsumsi masyarakat yang cenderung menurun karena ketidakpastian.

Dalam diskusi tersebut, mahasiswa juga menyoroti persoalan harga dasar BBM jenis Pertalite. Berdasarkan pembahasan kelas, harga dasar global Pertalite berada di kisaran Rp6.800 per liter, sementara harga jual di masyarakat mencapai sekitar Rp10.000. Perbedaan ini memicu diskursus kritis mengenai skema subsidi energi dan mekanisme harga yang diterapkan pemerintah.

Menumbuhkan Nalar Kritis dan Pemahaman Kontekstual

Kegiatan presentasi dan diskusi ini dinilai tidak sekadar memenuhi aspek akademik semata, tetapi juga menjadi ruang pembentukan nalar kritis mahasiswa terhadap persoalan ekonomi nasional. Mahasiswa diajak mengaitkan teori konsumsi dan investasi dengan dinamika nyata, seperti fluktuasi modal asing, kebijakan pemerintah, hingga dampaknya terhadap daya beli masyarakat.

Diskusi yang berkembang menunjukkan bahwa mahasiswa mampu membaca relasi antara teori ekonomi dengan kondisi faktual yang terjadi di Indonesia. Hal ini menjadi bekal penting dalam membentuk kemampuan analisis terhadap persoalan perekonomian di masa depan.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman konseptual mengenai konsumsi dan investasi, tetapi juga dilatih untuk berpikir reflektif serta responsif terhadap isu-isu strategis perekonomian nasional.