Radar Baru, Priangan Timur — Di tengah keterbatasan masa pandemi, seorang pemuda desa bernama Ariyanto berhasil membuktikan bahwa kerja keras dan visi besar mampu melahirkan perubahan. Dari lahan sederhana di Priangan Timur, ia membangun AA Kadu, kebun durian percontohan yang kini menjadi pusat edukasi, bibit unggul, sekaligus inspirasi bagi petani di Indonesia.
Awalnya, Ariyanto mencoba menanam palawija seperti cabai dan jahe, namun hasilnya kurang memuaskan. Dari kegagalan itu, ia beralih ke budidaya durian. Berbekal semangat belajar, ia mengikuti berbagai pelatihan, berdiskusi dengan petani senior, hingga langsung menimba ilmu ke Thailand dan Malaysia. “Kalau negara lain bisa menjadikan durian sebagai industri besar, mengapa Indonesia tidak?” ujarnya.
Kini, AA Kadu tidak hanya menghasilkan durian berkualitas, tetapi juga menjadi penyedia bibit unggul bersertifikat dengan garansi. Langkah ini berawal dari pengalaman pahit Ariyanto saat tertipu bibit palsu. “Kami ingin memastikan petani lain tidak mengalami hal yang sama. Setiap bibit yang kami salurkan terjamin kualitasnya,” tegasnya.
Selain fokus pada produksi, Ariyanto aktif membangun komunitas serta rutin menjadi pembicara seminar nasional. Melalui akun Instagram @aa_kadu, ia juga membagikan tips, edukasi, dan motivasi kepada ribuan petani muda di seluruh Indonesia.
Visinya jelas: menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat durian dunia. “Kesuksesan bukan sekadar berapa banyak buah yang dipanen, tetapi seberapa besar dampak yang kita berikan bagi masyarakat,” tutup Ariyanto.