Bantul, radarbaru.com — Pernah membayangkan sebuah event di mana ratusan peserta yang terdiri dari Bapak, Ibu, Anak, Eyang bersepeda menyusuri desa, lalu menutup hari dengan permainan yang menyatukan tiga generasi? Inilah yang terjadi di Board Game Land Bantul, sebuah perhelatan unik yang menggabungkan kearifan lokal, permainan edukatif, dan semangat kebersamaan dalam satu hari penuh makna.

Acara yang bertajuk “Dolan Ndeso” ini tidak hanya memberikan pemandangan langka—nenek, ayah, ibu, dan anak duduk melingkar main permainan tradisional dan board game modern—tetapi juga karena misinya: menguatkan ketahanan keluarga di tengah arus zaman yang serba digital.

Sejak pagi, rombongan keluarga dari Bantul, Sleman, Kulon Progo, Yogyakarta, hingga Solo berkumpul di Sanggar Anak Tumbuh, Kapanewon Pundong Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Mereka memulai dengan fun bike keliling desa, lalu para orang tua mengikuti workshop inspirasi keluarga bersama Dodik Mariyanto, praktisi pendidikan sekaligus inisiator komunitas Ibu Profesional, dimoderatori oleh Septi Peni Wulandani. Sementara itu, anak-anak larut dalam keseruan bersama tim Bantul Bergerak.

Puncak acara adalah open space bagi seluruh peserta yang memadukan:

  • Board game edukatif: Yuhuu, Hayoo, Takayo
  • Permainan tradisional: bekelan, gangsing, congklak, lompat karet

Momen hangat ini bukan sekadar nostalgia. Board Game Land Bantul juga menjadi saksi penyerahan simbolis board game Yuhuu—hasil inovasi Global Challenge The Human Safety Net 2024—untuk mendukung keluarga-keluarga Indonesia agar tetap dekat di era gadget.

Penyelenggara acara ini adalah Sanggar Anak Tumbuh (@satu.jogja) melalui kolaborasi apik dengan A Home Team Indonesia (@ahometeam.id), The Human Safety Net Indonesia (@thsnindonesia), serta komunitas Bantul Bergerak (@bantulbergerak).

Board Game Land ini menjadi bukti permainan sederhana bisa menjadi perekat keluarga luar biasa. Karena di Board Game Land, kita percaya—bahagia itu sederhana. Cukup berkumpul, bermain, dan saling menjaga. (Atina Riza)