Melamar pekerjaan bukan sekadar mengirimkan dokumen formal. Di balik setiap kata yang tertulis, HRD akan menilai kepribadian, sikap, dan profesionalitas pelamar. Sayangnya, masih banyak yang kurang hati-hati dalam menulis surat lamaran kerja, bahkan ada yang tanpa sadar menuliskan kalimat-kalimat yang justru bisa bikin HRD ilfeel.

Agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama, mari kita bahas 5 kalimat di lamaran kerja yang sebaiknya kamu hindari, plus tips bagaimana menuliskannya dengan cara yang lebih profesional.

1. “Dengan ini saya mengajukan lamaran kerja di perusahaan Bapak/Ibu, posisi apa saja yang tersedia.”

Kalimat seperti ini terkesan tidak fokus dan menunjukkan bahwa kamu tidak punya tujuan karier yang jelas. HRD pasti lebih menyukai kandidat yang tahu betul posisi apa yang mereka incar.

Lebih baik: tuliskan posisi spesifik yang sesuai dengan latar belakangmu. Contoh:

  • “Dengan ini saya mengajukan lamaran untuk posisi Content Writer di perusahaan Bapak/Ibu.”

2. “Saya ingin bekerja di perusahaan ini karena butuh pekerjaan.”

Alasan yang terlalu jujur seperti ini bisa membuat HRD menilai kamu kurang motivasi. Perusahaan mencari kandidat yang memang tertarik dengan bidang mereka, bukan sekadar bekerja asal ada pemasukan.

Lebih baik: tunjukkan alasan yang berhubungan dengan minat atau kemampuanmu. Misalnya:

  • “Saya tertarik melamar di perusahaan ini karena reputasinya di bidang teknologi digital, yang sejalan dengan keahlian saya dalam software development.”

3. “Saya yakin saya adalah kandidat terbaik dibanding pelamar lain.”

Meski terdengar percaya diri, kalimat ini justru bisa terkesan arogan. HRD lebih menghargai sikap rendah hati namun tetap profesional.

Lebih baik: tonjolkan kelebihanmu tanpa membandingkan diri dengan orang lain. Misalnya:

  • “Dengan pengalaman saya di bidang desain grafis selama 3 tahun, saya percaya dapat memberikan kontribusi positif bagi tim kreatif perusahaan ini.”

4. “Gaji berapapun saya terima, yang penting diterima kerja.”

Kalimat ini sering muncul karena pelamar ingin terlihat fleksibel. Namun bagi HRD, hal ini bisa menandakan bahwa kamu tidak tahu nilai kemampuanmu sendiri.

  • Lebih baik: jangan tulis soal gaji di surat lamaran kerja, biarkan hal ini dibahas saat wawancara. Fokus saja pada kontribusi dan motivasi bekerja.

5. “Saya ingin belajar dulu, kalau cocok baru serius bekerja.”

Kalimat seperti ini bisa langsung menutup peluangmu. Perusahaan mencari orang yang siap berkomitmen, bukan sekadar coba-coba.

Lebih baik: gunakan kalimat yang menunjukkan komitmen dan semangat belajar sekaligus. Contoh:

  • “Saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi secara maksimal bagi perusahaan.”

Pentingnya Menulis Surat Lamaran dengan Benar

6 2 Envato
Ilustrasi – Menulis Lamaran Kerja. (Foto: Dok/Ist).

Kesalahan kecil dalam penulisan lamaran bisa membuat HRD langsung menyingkirkan dokumenmu, bahkan sebelum melihat CV. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan lamaran dengan baik.

Kalau kamu masih bingung bagaimana menulisnya, kamu bisa menggunakan panduan surat lamaran kerja online yang sudah diformat sesuai standar profesional.

Selain itu, ada banyak referensi contoh surat lamaran kerja yang bisa kamu jadikan acuan, sehingga lamaranmu lebih terarah dan bebas dari kalimat-kalimat yang bisa bikin HRD ilfeel.

Kesimpulan

Menulis lamaran kerja bukan soal formalitas, tapi soal bagaimana kamu membangun kesan pertama yang baik di mata HRD. Hindari kalimat-kalimat yang terkesan tidak serius, arogan, atau kurang profesional.

Gunakan bahasa yang sopan, jelas, dan fokus pada kontribusi yang bisa kamu berikan. Dengan begitu, peluangmu untuk dipanggil wawancara akan jauh lebih besar.