Jakarta, radarbaru.com — Tim peneliti dari Program Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berhasil mengembangkan Desain Tetrahedron Didaktis berbasis Eco-RME, sebuah inovasi pembelajaran matematika yang mengintegrasikan isu-isu lingkungan dan keberlanjutan ke dalam proses pembelajaran matematika. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Mimi Nur Hajizah, M.Pd., bersama Dr. Ellis Salsabila, M.Pd. dan Dwi Anatari Wijayanti, M.Pd., dengan dukungan dua mahasiswa UNJ sebagai anggota tim.

Pendekatan Eco-RME merupakan penggabungan antara prinsip eco-mathematics dan Realistic Mathematics Education (RME). Melalui pendekatan ini, siswa diajak mempelajari konsep matematika melalui konteks nyata yang berkaitan dengan isu lingkungan dan keberlanjutan, sehingga matematika tidak hanya dipahami sebagai ilmu abstrak, tetapi juga sebagai alat berpikir untuk memecahkan persoalan sosial dan lingkungan di sekitar mereka.

Menurut Dr. Mimi, ketua tim peneliti, pembelajaran matematika saat ini perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kebutuhan global.

“Kami ingin menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Dengan integrasi Eco-RME dalam tetrahedron didaktis, siswa tidak hanya memahami konsep matematika, tetapi juga belajar berpikir kritis terhadap masalah lingkungan dan sosial,” ujar Dr. Mimi.

Secara konseptual, tetrahedron didaktis memperluas model klasik segitiga didaktis yang mencakup hubungan antara guru, siswa, dan materi matematika. Melalui penelitian ini, tim peneliti menambahkan dimensi keempat berupa teknologi, yang berfungsi memperkuat proses pembelajaran modern di era digital.

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 272 Jakarta ini telah mendapat rekognisi dari pihak sekolah mitra dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNJ. Tim peneliti juga tengah menyiapkan poster produk dan video profil, penelitian sebagai bentuk diseminasi hasil penelitian kepada masyarakat luas.

“Inovasi ini kami rancang bukan hanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis kepada generasi muda. Kami berharap, desain ini dapat menjadi model pembelajaran yang berkelanjutan dan mudah diadaptasi oleh guru di berbagai sekolah,” tambah Dr. Mimi

Penelitian yang telah mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 7 ini menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan sudah siap untuk diimplementasikan secara lebih luas di sekolah-sekolah. Tim peneliti berencana memperluas diseminasi ke berbagai wilayah untuk memperkenalkan konsep Eco-RME sebagai inovasi pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan bumi.