Radar Baru, Yogyakarta — Pada periode kepemimpinan 2016–2017, M. Adil Muktafa mencatat sejarah sebagai salah satu Ketua Cabang termuda dalam jajaran Himpunan Mahasiswa Islam (Majelis Penyelamat Organisasi) atau HMI (MPO) Cabang Yogyakarta. Terpilih di usia 21 tahun, Adil membuktikan bahwa usia muda tidak menjadi penghalang untuk memimpin organisasi besar dengan struktur yang kompleks, anggota yang banyak, dan tanggung jawab yang luas.
HMI (MPO) Cabang Yogyakarta yang dipimpin Adil dikenal sebagai salah satu cabang dengan struktur organisasi terbesar di Indonesia. Dengan basis massa yang luas, cabang ini menaungi ribuan anggota aktif yang tersebar di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Di bawah koordinasinya terdapat empat koordinator universitas, yaitu Koordinator Komisariat UIN Sunan Kalijaga, Koordinator Komisariat Universitas Negeri Yogyakarta, Koordinator Komisariat Universitas Islam Indonesia, dan Koordinator Komisariat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Keempat koordinator universitas tersebut membawahi total 25 komisariat yang tersebar hampir di setiap fakultas maupun kampus di wilayah Yogyakarta. Besarnya struktur ini menuntut kemampuan manajerial, koordinasi lintas kampus, serta kepemimpinan yang solid—tantangan yang berhasil dihadapi Adil meski usianya tergolong muda.
Selama memimpin, Adil berhasil membawa HMI (MPO) Cabang Yogyakarta menjadi tuan rumah Latihan Kader (LK) 3 tingkat nasional yang telah vakum selama kurang lebih sepuluh tahun. Tidak hanya itu, ia juga mencatat rekor produktivitas pengaderan dengan 26 kali Latihan Kader 1 (LK 1) yang melahirkan 609 anggota baru, 3 kali Latihan Kader 2 (LK 2), dan 2 kali Senior Course. Capaian ini menjadikannya salah satu periode dengan pertumbuhan kaderisasi tertinggi dalam sejarah cabang ini.
“Bagi saya, kepemimpinan adalah amanah. Usia muda justru menjadi energi untuk bergerak lebih cepat, lebih berani, dan menghadirkan perubahan nyata bagi organisasi,” ujar Adil.
Jejak kiprah M. Adil Muktafa pada periode 2016–2017 menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang visioner tidak ditentukan oleh umur, melainkan oleh kapasitas, dedikasi, dan keberanian mengambil peran di garis depan perjuangan organisasi.