Bandung, radarbaru.com – Rambut jagung, bagian tanaman yang selama ini kerap dibuang begitu saja, ternyata menyimpan manfaat besar bagi kesehatan. Warga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, kini mulai mengenal dan mengolah rambut jagung menjadi teh herbal diuretik berkat program edukasi yang digagas oleh tim dosen Fakultas Farmasi dan mahasiswa Universitas Bhakti Kencana.

Program ini dipimpin oleh Dr. Fenti Fatmawati, M.Si bersama tim pengabdi dari Fakultas Farmasi yaitu apt. Jajang Japar Sodik, M.Farm, Dr. apt. Entris Sutrisno, MH.Kes, apt. Mia Nisrina A. F, M.Farm, dan Apt. Wempi Budiana, M.Si dengan melibatkan mahasiswa serta dukungan perangkat desa. Tujuannya sederhana namun berdampak luas: meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat kesehatan rambut jagung sekaligus mengajarkan keterampilan mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi.

“Selama ini rambut jagung hanya dianggap limbah. Padahal secara ilmiah, rambut jagung mengandung flavonoid, saponin, dan kalium yang berfungsi sebagai diuretik alami. Jika diolah dengan benar, bisa menjadi minuman herbal sehat sekaligus peluang usaha rumahan,” jelas Dr. Fenti.

Melalui rangkaian kegiatan penyuluhan dan pelatihan, masyarakat Desa Citaman diajarkan mulai dari cara memilih bahan, teknik pengeringan yang higienis, hingga proses pengemasan sederhana agar teh herbal memiliki daya simpan yang lebih lama. Selain itu, warga juga mendapatkan informasi mengenai cara konsumsi yang aman, batas penggunaan harian, hingga kemungkinan efek sampingnya.

Tidak hanya aspek kesehatan, program ini juga menekankan pada pemberdayaan ekonomi lokal. Rambut jagung yang sebelumnya terbuang, kini bisa diolah menjadi produk herbal siap konsumsi yang memiliki nilai jual. Beberapa ibu rumah tangga bahkan mulai mencoba memasarkan produk olahan ini secara sederhana di lingkungan sekitar.

Kepala Desa Citaman menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membuka peluang usaha kecil berbasis komoditas lokal. “Ini sangat bermanfaat, karena masyarakat bisa sehat sekaligus mendapatkan tambahan penghasilan dari potensi desa sendiri,” ujarnya.

Dengan semangat kolaborasi, tim pengabdi berharap inovasi teh rambut jagung ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Jawa Barat. Lebih dari sekadar mengolah limbah menjadi produk berguna, program ini membuktikan bahwa kesehatan, kreativitas, dan ekonomi bisa berjalan beriringan melalui pemanfaatan sumber daya lokal.