Daniel Sianipar, seorang pecinta otomotif sekaligus pemilik Garasi Joeragan. (Foto: Dok/Ist). |
Radar Baru, Jakarta -Di era modern yang didominasi kendaraan dengan teknologi mutakhir, seperti mobil listrik dan fitur keselamatan canggih, ternyata mobil tua masih menjadi idola di kalangan anak muda Indonesia. Mobil retro era 80-an hingga 90-an tetap berjaya di jalanan, meskipun biaya perawatan dan konsumsi bahan bakarnya relatif lebih tinggi dibandingkan mobil modern.
Menurut Daniel Sianipar, seorang pecinta otomotif sekaligus pemilik Garasi Joeragan, kecintaan terhadap mobil tua bukan sekadar ketertinggalan dari tren modern. Daniel menyebut ada alasan lebih mendalam di balik pilihan ini. "Menurut saya, alasan orang masih setia memakai mobil tua, khususnya anak muda, bukan karena tidak mau mengikuti perkembangan otomotif. Selain karena hobi, memiliki dan mengendarai mobil tua memberikan rasa kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Mobil ini nyentrik dan antimainstream di tengah maraknya mobil modern di jalanan," ujar pria yang akrab disapa Daniel itu.
Sebagai pecinta mobil retro, Daniel berbagi pengalaman pribadinya yang sudah mengendarai mobil tua sejak duduk di bangku SMA kelas 1. Hingga kini, pria berusia 25 tahun tersebut masih setia dengan hobinya. Baginya, mengendarai mobil tua menciptakan momen-momen unik yang tidak bisa ditemukan saat menggunakan mobil keluaran terbaru.
Daniel dengan montir langganan bengkel specialist karburator surya carb, saat memperbaiki carburator corolla twincam liftback ae92 koleksi daniel sianipar. (Foto: Dok/Ist). |
“Seru banget! Mobil tua itu sering jadi pusat perhatian. Tiap parkir sering ditanya orang, diajak ngobrol, bahkan kadang ditawar orang random! Kalau bawa mobil modern? Dilirik pun enggak,” cerita Daniel sembari tertawa saat ditemui di Senayan City, Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Namun, di balik cerita manisnya, Daniel juga mengakui bahwa memiliki mobil tua bukan tanpa tantangan. “Namanya juga mobil tua, pasti ada masalah. Kadang seperti pacar, suka minta ‘jajan,’” ucapnya sambil bercanda. Baginya, pemeliharaan mobil tua membutuhkan komitmen tinggi.
“Spare part mobil tua kadang sulit ditemukan dan mahal. Belum lagi masalah mesin yang rewel atau AC yang tiba-tiba kurang dingin. Kalau tidak benar-benar cinta, mungkin akan merasa frustrasi. Tapi buat saya, semua itu worth it karena kepuasan yang saya dapat tidak tergantikan,” ungkap Daniel.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Daniel menekankan pentingnya kesiapan sebelum memutuskan untuk memiliki mobil tua. Ia menyarankan, jangan sekadar ikut-ikutan tren jika tidak benar-benar memiliki minat dan komitmen.
Mobil tua memang memiliki daya tarik tersendiri, terutama di kalangan anak muda yang mencari nilai historis dan kepuasan personal. Namun, pilihan ini menuntut pengorbanan baik dari segi waktu, uang, maupun kesabaran. Seperti kata Daniel, cinta dan hobi adalah bahan bakar utama yang membuat segalanya terasa sepadan.
Ini memberikan perspektif unik bagi para penggemar otomotif retro sekaligus menjadi panduan bagi mereka yang tertarik untuk memulai perjalanan dengan mobil tua. Mobil tua bukan sekadar kendaraan; ia adalah perjalanan, cerita, dan kebanggaan.
Social Footer